Tan Malaka adalah nama besar dalam sejarah Indonesia. Namun, ironisnya, ketokohannya kerap terlupakan, bahkan nyaris terpinggirkan dari narasi utama perjuangan bangsa. Padahal, Tan Malaka bukan hanya pejuang kemerdekaan, tetapi juga seorang guru, pemikir, dan penulis yang gagasannya jauh melampaui zamannya. Kini, ketika generasi muda Indonesia menghadapi tantangan global yang kian kompleks, nilai-nilai perjuangan dan pemikiran Tan Malaka patut dihidupkan kembali sebagai sumber inspirasi.

Keberanian dalam Perjuangan

Salah satu hal paling menonjol dari sosok Tan Malaka adalah keberaniannya. Sejak muda ia sudah berani keluar dari zona nyaman, meninggalkan kampung halaman di Sumatra Barat, menempuh pendidikan di Belanda, hingga berkeliling dunia untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsanya. Perjalanan panjangnya tidaklah mudah. Ia hidup berpindah-pindah, dikejar-kejar penjajah, bahkan sempat dikhianati oleh bangsanya sendiri. Namun, semua itu tidak menyurutkan tekadnya.

Dari sini, generasi muda bisa belajar bahwa keberanian adalah modal utama untuk mewujudkan cita-cita besar. Tan Malaka menunjukkan bahwa memperjuangkan kebenaran sering kali menuntut pengorbanan, bahkan hingga mengorbankan kehidupan pribadi. Semangat inilah yang relevan di era sekarang, ketika anak muda dituntut untuk berani bersuara, berani mengambil risiko, dan berani menghadapi tantangan zaman yang penuh ketidakpastian.

Pemikiran yang Melampaui Zaman

Selain keberanian, hal lain yang membuat Tan Malaka istimewa adalah pemikirannya. Ia bukan hanya seorang revolusioner, tetapi juga seorang intelektual. Dalam karya monumentalnya, Madilog (Materialisme, Dialektika, Logika), Tan Malaka menekankan pentingnya berpikir rasional, logis, dan ilmiah. Menurutnya, bangsa yang ingin maju harus meninggalkan cara berpikir mistis dan takhayul, lalu menggantinya dengan logika dan ilmu pengetahuan.

Pesan ini sangat relevan bagi generasi muda saat ini. Di tengah derasnya arus informasi, media sosial, dan kabar bohong (hoaks), anak muda dituntut untuk kritis, tidak mudah terombang-ambing, serta mampu memilah informasi dengan bijak. Semangat Madilog adalah ajakan untuk berpikir jernih, mencari solusi berbasis ilmu, dan tidak terjebak pada pola pikir instan.

Konsistensi dalam Memperjuangkan Cita-Cita

Konsistensi Tan Malaka dalam memperjuangkan kemerdekaan juga layak diteladani. Meski berkali-kali ditolak, difitnah, bahkan dipenjara, ia tidak pernah berhenti berjuang untuk Indonesia. Ia tetap setia pada cita-cita besar kemerdekaan, meski jalan yang ditempuhnya penuh liku.

Generasi muda perlu meneladani konsistensi ini. Dalam dunia modern, sering kali anak muda dihadapkan pada godaan pragmatisme, keinginan instan, dan semangat yang mudah padam. Kisah Tan Malaka memberi pelajaran bahwa kesetiaan pada tujuan besar adalah kunci keberhasilan. Perubahan besar tidak datang secara cepat, melainkan melalui proses panjang yang membutuhkan ketekunan dan keteguhan hati.

Relevansi bagi Anak Muda Masa Kini

Mungkin ada yang bertanya, apa relevansi Tan Malaka bagi anak muda di abad ke-21 ini? Jawabannya jelas: semangatnya tetap hidup. Jika dulu ia berjuang mengusir penjajahan fisik, kini anak muda menghadapi bentuk penjajahan baru: kemiskinan, kebodohan, korupsi, ketimpangan sosial, hingga ketergantungan pada bangsa lain.

Di sinilah nilai perjuangan Tan Malaka menjadi inspirasi. Anak muda bisa meneladani keberaniannya dengan menjadi agen perubahan di lingkungannya masing-masing. Mereka bisa menghidupkan semangat Madilog dengan berpikir kritis, inovatif, dan solutif. Dan yang tak kalah penting, mereka bisa belajar dari konsistensinya untuk tidak mudah menyerah meski jalan menuju perubahan sering kali penuh rintangan.

Menjadi Generasi Penerus Perjuangan

Indonesia saat ini sedang berada di persimpangan jalan: menghadapi persaingan global yang ketat, perkembangan teknologi yang cepat, sekaligus tantangan dalam menjaga persatuan bangsa. Dalam kondisi seperti ini, anak muda memiliki peran strategis sebagai penerus perjuangan. Tan Malaka memberi teladan bahwa perjuangan bukan hanya soal mengangkat senjata, melainkan juga soal membangun kesadaran, menyebarkan ilmu, dan menanamkan nilai-nilai kebangsaan.

Generasi muda perlu memahami bahwa kemerdekaan bukanlah garis akhir, melainkan pintu awal untuk membangun bangsa yang berdaulat, adil, dan sejahtera. Dengan meneladani Tan Malaka, anak muda dapat memaknai perjuangan dalam konteks kekinian: belajar dengan sungguh-sungguh, berinovasi, membangun solidaritas, serta berani melawan segala bentuk ketidakadilan.

Penulis : Imam Baihaki

By RIcky

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *